KELABU SEPTEMBER

Empat tahun berlalu, namun tak kunjung sembuh.
Ialah luka yang paling menjejak: September kelabu.

Kadang terlupakan, tetapi memori itu lebih sering datang.
Meneteskan bulir-bulir air mimpi yang meninggalkanku waktu itu.
Mimpi yang orang sebut terlalu tinggi untuk kugapai.
Mimpi yang membuat orang bilang aku tak tahu diri.

Ilustrasi puisi. (Foto: kotamagetan.com)

Inginku berdamai, namun tak ada ruang di hati.
Segalanya seakan mati.

Ah, sudahlah!
Biarkan kelabu September kubawa lari, mengejar matahari.
Biarkan kelabu September menemani, dari hari ke hari.

Aku akan ke laut berenang, melawan ombak, menuju pulau yang tenang.
Jangan mencari (lagi), aku tak akan pulang.

1 comments:

Anonim mengatakan...

Keren brohhh